Diplomasi
merupakan salah satu cara yang dipakai oleh sebuah negara dalam melakukan
hubungan-hubungan dengan negara lain. Melalui diplomasi, diharapkan sebuah
negara dapat menjalankan kepentingan negaranya. Diplomasi suatu negara haruslah
mengalami transformasi, dikarenakan hal ini bergantung kepada tatanan dunia
yang juga selalu berubah. Lebih lanjut tulisan ini akan menjelaskan mengenai
definisi diplomasi, tujuan, metode dan instrumennya.
Definisi
Diplomasi
Ada
berbagai macam pendapat mengenai definisi diplomasi. Menurut The Oxford English
Dictionary, diplomasi merupakan manajemen hubungan internasional melalui
negosiasi yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan
para wakil; bisnis atau seni para diplomat. Sedangkan menurut Chamber’s
Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah seni berunding khususnya tentang
perjanjian diantara negara-negara dan keahlian politik.
Berikut merupakan pengertian diplomasi menurut pendapat beberapa ahli :
a. Sir Ernest Satow dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice merumuskan
diplomasi adalah suatu penerapan kepandaian
dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara pemerintah
negara-negara berdaulat.
b. Harold Nicholson menjelaskan ada 4 hal penting yang menyangkut diplomasi
yaitu: politik luar negeri, negosiasi, mekanisme negosiasi tersebut dan cabang
Dinas Negeri.
c. M. Panikkar dalam bukunya The Principles and Practice Diplomacy menyatakan
bahwa diplomasi merupakan seni mengedepankan suatu negara dalam hubungannya
dengan negara lain.
Berdasarkan
definisi-definisi diatas, ada hal yang pokok dalam diplomasi. Pertama, unsur
pokok diplomasi jelas adalah negosiasi. Kedua, negosiasi dilakukan untuk
mengedepankan kepentingan negara. Ketiga, tindakan-tindakan diplomatic diambil
untuk menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa
dilaksanakan dengan sarana damai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
diplomasi yang sangat erat hubungannya dengan hubungan antarnegara adalah seni
mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin, dalam
berhubungan dengan negara lain. Apabila cara-cara damai gagal untuk memperoleh
tujuan yang diinginkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara
untuk mencapai tujuannya.
Tujuan
Diplomasi
Menurut Kautilya, seorang
diplomat kawakan India kuno dalam bukunya Arthasastra, ada empat tujuan utama
diplomasi:
a. Acquisition: untuk membuat hubungan
dengan negara lain (hubungan diplomatic)
b. Preservation: untuk menjaga hubungan-hubungan dengan negara lain
c. Augmentation: untuk memperluas hubungan diplomatic
d. Proper distribution: pembagian yang adil dan merata
Selain itu menurut Kautilya, empat tujuan diatas hanya bisa diperoleh
melalui pemilikan kekuatan (power). Selain
itu terdapat tujuan vital dalam diplomasi yaitu memajukan ekonomi, perdagangan
dan kepentingan komersial, perlindungan warga negara sendiri di negara lain,
mengembangkan budaya dan ideology, peningkatan prestise nasional dan memperoleh
persahabatan dengan negara lain.
Secara luas, tujuan diplomasi dapat dibagi lagi menjadi tujuan politik,
ekonomi, budaya dan ideologi. Dari segi politik, diplomasi bertujuan untuk
pengamanan kebebasan politik dan intergritas teritorialnya. Dari segi ekonomi,
tujuan diplomasi adalah untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar melalui
negosiasi diplomatic dan meningkatkan kepentingan dagang dan ekonomi. Dari segi
cultural atau budaya, diplomasi bertujuan untuk memamerkan keagungan kebudayaan
suatu negara dan apabila mungkin mempengaruhi pendapat umum negara yang
dikunjungi. Dan yang terakhir dari segi ideology, diplomasi bertujuan untuk
memasukan sebanyak mungkin negara ke dalam ideologinya, dan apabila itu tidak
mungkin, paling tidak menetralisirnya agar tidak ikut ke dalam kubu lawan.
Metode Diplomasi
Secara
umum, ada dua metode yang biasa dipakai di dalam diplomasi yaitu Soft Diplomacy
dan Hard Diplomacy. Diplomasi cara lunak pada umumnya diterapkan oleh
negara-negara demokrasi dalam menjalin hubungan dengan negara-negara demokrasi
yang lain seperti hubungan antara Amerika dengan sekutu-sekutunya seperti
Inggris, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan lain-lain. Sedangkan diplomasi cara keras umumnya dipraktikkan oleh
pemimpin negara-negara yang (cenderung) berhaluan sosialis atau bekas negara
sosialis seperti Korea Utara, Bolivia, Venezuela, Libya, Iran, dan lain-lain,
terutama dalam menghadapi negara-negara kapitalis yang diwakili Amerika
Serikat.
Instrumen
Diplomasi
Menurut
Kautilya, ada empat prinsip utama instrument diplomasi yaitu perdamaian dan
negosiasi (sama), member hadiah atau konsesi (dana), menciptakan peselisihan
(danda) dan mengancam atau menggunakan kekuatan nyata (bedha). Para penulis
modern menyatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan diplomasi, suatu negara
menjalankan tiga model tingkah laku--co-operation, accommodation dan opposition
(kerja sama, penyesuaian dan penentangan). Kerja sama dan penyesuaian bisa
dicapai melalui negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila negosiasi gagal
mencapai tujuan melalui cara damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk
penggunaan kekuatan diambil sebagai ganti. Meskipun membuat perselisihan tidak
memperoleh cukup pengakuan sebagai suatu instrument diplomasi yang penting dari
penulis barat, tetapi manfaatnya tidak dapat dipungkiri. Ini bisa dianggap
sebagai sarana penting yang dipakai oleh diplomasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa diplomasi merupakan sebuah seni dalam melakukan
negosiasi dengan negara lain dengan mengedapankan aspek-aspek kepentingan
sebuah negara. Diplomasi mempunyai tujuan utama atau tujuan primer yaitu pengamanan
kepentingan negara untuk menjamin keuntungan maksimum negara itu sendiri. Ada
beberapa metode dalam diplomasi yaitu diantaranya Soft dan Hard Diplomacy. Mengenai instrument diplomasi, terdapat 4 hal
yang penting yaitu perdamaian dan negosiasi (sama), member hadiah atau konsesi
(dana), menciptakan peselisihan (danda) dan mengancam atau menggunakan kekuatan
nyata (bedha).
Referensi
Roy, S.L.1991.Diplomasi.Jakarta: Rajawali Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar