Kamis, 23 Mei 2013

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP MASUKNYA KEBUDAYAAN KOREA (KOREAN WAVE) KE INDONESIA



1 Konsep Globalisasi dan Kebudayaan
Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.

Menurut pendapat Krisna dalam tulisannya Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang (September 2005), sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya. Kemudian pengertian dari kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem idea tau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga kebudayaan itu bersifat abstrak.
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka.
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mampu mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan budaya masyarakat dan bagaimana kita mampu menyikapinya. Jelas globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya pemanfaataan globalisasi untuk kepentingan kehidupan budaya Indonesia generasi mendatang.
2 Gambaran Umum Perkembangan Korean Wave
Korean Wave atau Hallyu Gelombang Korea adalah sebuah istilah yang merujuk pada popularitas budaya pop Korea di luar negeri. Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea. Genre Korean wave berkisar dari film, drama televisi, dan musik pop (K-pop). Perkembangan yang sangat pesat dialami oleh industri budaya Korea melalui produk tayangan drama televisi, film, dan musik menjadikannya suatu fenomena yang menarik perhatian masyarakat luas sehingga di implementasikan sebagai budaya internasional yang berusaha di ciptakan oleh  korea selatan untuk pelaksanaan soft diplomacy nya yang mampu membangun citra Korea Selatan dan mendukung peningkatan posisi Korea Selatan di forum internasional secara umum. Korea Selatan telah berkembang menjadi salah satu negara paling makmur di Asia yang ditandai dengan perekonomian Korea Selatan kini terbesar ketiga di Asia dan ke-13 di dunia. Hal penunjang kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak lain karena sektor industri teknologi transportasi dan teknologi komunikasi yang juga didukung oleh sektor kebudayaannya melalui Korean Wave.

Kegemaran akan budaya pop Korea dimulai di Republik Rakyat Cina dan Asia Tenggara mulai akhir 1990-an. Istilah Hallyu diadopsi oleh media Cina setelah album musik pop Korea, HOT, dirilis di Cina. Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan menyebar ke negara-negara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia, Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Amerika Latin dan Timur Tengah.Pada saat ini, Hallyu diikuti dengan banyaknya perhatian akan produk Korea Selatan, seperti masakan, barang elektronik, musik dan film. Fenomena ini turut mempromosikan Bahasa Korea dan budaya. Korea ke berbagai negara. Pemerintahan korea sendiri sangat mendukung dan memiliki peran dalam mewabahnya hallyu. Dukungan tersebut diwujudkan dengan menghindarkan diri dari gempuran industri entertaiment dari barat. Hal ini menjadikan orang korea sendirilah yang harus menciptakan produk-produk media massanya sendiri. Selain itu dukungan dari pemerintah juga diwujudkan melalui berbagai event seni seperti festival-festival film dan music bertaraf. Internasional.
Joseph Nye dalam South Korea’s growing soft power  menyatakan:
The traditions of [South]Korean art, crafts, and cuisine have already spread around the world. Korean popular culture has also crossed borders, particularly among younger people in neighboring Asian countries…Indeed, the late 1990’s saw the rise of “Hallyu ,” or “the Korean wave”    the growing popularity of all things Korean, from fashion and film to music and cuisine.
Indonesia pun tidak terlepas dari pengaruh  hallyu   ini. Berita sebuah surat kabar menyatakan “Indonesia, home to world’s largest Muslim population, has not been spared from the Korean Wave.” Kegemaran akan produk Korea di Indonesia meluas melalui industri perfilman,  drama,  musik, dan budaya tradisional. Yang Seung- yoon mengatakan bahwa terdapat persamaan bangsa Indonesia dan Korea Selatan, yaitu lebih menekankan pada pandangan dan   pencapaian unsur-unsur spiritual, misalnya persamaan dalam pandangan dan penilaian terhadap kehidupan manusia, rasa kagum pada lingkungan alam dan perubahannya, serta rasa hormat kepada leluhur dan lain sebagainya.  Persamaan tersebut memungkinkan menjadi dasar penerimaan hallyu oleh masyarakat Indonesia.
3 Masuknya Budaya Korea (Korean Wave) Ke Indonesia
Dalam satu dekade terakhir ini pasti masyarakat semua sudah tidak  asing dengan istilah K-pop atau Korean pop. Korean pop inilah yang saat ini baru hangat-hangatnya dibicarakan oleh khalayak umum, terutama karena ketenarannya yang sangat berpengaruh terhadap dinamika budaya asing yang masuk Indonesia. Dalam hal ini banyak sekali para remaja Indonesia yang sudah lebih menyukai acara-acara korea dari pada harus menyaksikan acara nasional Indonesia  Tentu saja mereka mulai mencari informasi tentang aktris dan aktor tersebut, sehingga akhirnya mereka pun juga mengidolakan para artis korea.
Indonesia termasuk negara yang sedang terkena demam Korea yang sudah  hal ini dapat terlihat di layar televisi majalah dan juga internet di Indonesia yang sekarang berlomba-lomba untuk menayangkan atau menginformasikan seputar berita-berita korea. Di televisi bahkan sudah banyak menayangkan tayangan-tayangan hiburan setiap harinya yang berhubungan dengan Korea, misalnya film, musik, dan infotaiment dari sini  tidak di pungkiri bahwa televisi menjadi sarana utama bagi masyarakat Indonesia  untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berbau korea, tidak hanya itu majalah atau tabloid bahkan koran sebagai media massa di Indonesia juga menuliskan tentang berita seputar korea dan para remaja juga bisa melihat dan mendapatkan video-video film bahkan musik serta informasi-informasi tentang budaya korea melalui media elektronik ini.
Pada dasarnya, globalisasi budaya Korea tersebut tak bisa dilepaskan dari peran media. Media membawa nilai-nilai budaya Korea ke luar negeri dan menjadi salah satu penunjang utama berhasilnya gerakan hallyu atau globalisasi budaya Korea di dunia internasional. Media yang banyak berperan dalam persebaran nilai-nilai budaya Korea pada mulanya adalah televisi, yang menayangkan drama-drama Korea. Kesuksesan televisi memediasi masuknya budaya Korea ke Indonesia ini tak dipungkiri menimbulkan efek domino ke musik dan film. Jenis media yang mengantarkan produk-produk budaya Korea ke tangan khalayak Indonesia itu pun semakin beragam, yaitu VCD, DVD, dan yang paling fenomenal, tentu saja, internet. Internet bahkan bisa disebut sebagai media yang paling berpengaruh dalam globalisasi budaya Korea karena tak banyak film dan musik Korea mendapatkan tempat di media Mainstream internasional. Hal ini pun berlaku di Indonesia.
Dahsyatnya kekuatan internet dalam penyebaran “Korean Wave” ini terlihat dari ramainya arus informasi mengenai budaya Korea di internet. Situs jejaring sosial Twitter mencatat bahwa sepanjang 2010, Super Junior, grup boyband ternama asal Korea, menempati posisi trending topic kedua dalam hal musik. Super Junior hanya dikalahkan oleh Justin Bieber, penyanyi remaja Amerika yang disebut sebagai raja twitter (Twitter.com, Desember 2010). Di situs YouTube, setiap kali penyanyi Korea merilis teaser dan music video (MV) di YouTube, dalam beberapa hari saja dapat ditonton oleh lebih dari 1 juta orang dan bahkan seringkali menjadi video top favorite, most popular, atau most discussed (YouTube.com, 2010).
Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa Korea Wave ini membawa pengaruh besar terhadap generasi muda di Indonesia yang sedang memuja korea wave. Inilah yang ditakutkan dari globalisasi, yaitu ketika masyarakat lokal “menuhankan” budaya asing dan menelantarkan budaya aslinya sendiri tapi kita tidak merasa . Sebenarnya kita sedang terjajah dengan kejayaan Korean Pop Culture di Indonesia.. Gelombang Hallyu yang sangat besar di Indonesia haruslah menjadi pemacu semangat yang nyata untuk melakukan perubahan. Korea wave pada dasarnya sangat menarik untuk dipelajari dan menginspirasi karena ditengah kemodernannnya, ada semangat perubahan terus menerus didalamnya, tetapi dengan tidak meninggalkan budaya tradisional didalamnya. Hal tersebut menjadi menarik untuk dipelajari untuk para remaja di Indonesia, bahwa ketika kita sedang terpengaruh dengan kebudayaan lain yang masuk, kita punya filter yaitu kebudayaan sendiri, supaya antara tradisi dan modenitas dapat berjalan serasi, selaras, dan seimbang. Pada akhirnya, kejayaan Korean Pop Culture di Indonesia haruslah dapat menginspirasi kita semua untuk memajukan dan berjaya dengan Indonesian Pop Culture.
4 Dampak Masuknya Budaya Korea (Korean Wave) Ke Indonesia
Dalam perkembangannya Korean Wave khususnya mengenai Korean Pop (K-POP) ini sendiri banyak terdapat dampak-dampak yang membuat bangsa ini menjadi lebih maju, namun ada juga dampak yang membuat bangsa ini menjadi miskin budaya asli atau dnegan kata lain melupakan budayanya sendiri.
a.    Dampak positif masuknya Korean Wave ke Indonesia :
1.         Kecintaan masyarakat pada musik semakin tinggi.
Sangat jelas pernyataan diatas bahwa dengan adanya variasi musik baru di Indonesia maka akan menambah banyak genre musik di negara ini, dalam hal ini tentunya selera masyarakat sangat dimanjakan dengan keberadaan KPOP ini.
2.         Bakat-bakat yang selama ini terpendam dapat dikembangkan atau diekspresikan. Maksudnya perkembangan dalam hal kreatifitas dan musik modern. Dengan adanya KPOP ini para remaja bisa belajar seni tentang KPOP, mulai dari dance, olah vokal, genre musiknya dan lain sebagainya.
3.       Mempererat hubungan antara Indonesia dan Korea.
Dalam hubungan bilateral antar negara antara Indoonesia dengan Korea Selatan sendiri tentunya secara tidak langsung akan semakin erat, karena disinilah hubungan timbal balik itu akan terjadi. Disatu sisi Korsel dapat meningkatkan ekonomi mereka dengan menerima royalti dari penjualan album dan sebagainya, sedangkan disisi yang lain Indonesia sebagai konsumen dapat terpuaskan oleh hiburan musik tersebut.
4.       Banyak remaja yang tertarik untuk mempelajari budaya dan bahasa Korea.
Penjelasan untuk pernyataan ini adalah berhubungan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan adanya minat yang luar biasa hebatnya di Indonesia, mendorong sebagian penikmat musik KPOP tersebut untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan KPOP dan negara asalnya. Dalam hal ini maka pengetahuan yang dimilikinya tentang negara lain pun juga akan ikut berkembang.
5.       Mempermodern jenis musik di Indonesia

b.    Dampak negatif masuknya Korean Wave ke Indonesia :
1.      Mengurangi rasa cinta terhadap musik Indonesia seperti melayu dan dangdut.
2.      Musik asli Indonesia lama-kelamaan akan hilang. Dengan adanya KPOP ini akan berpengaruh pula terhadap permusikan di Indonesia. Penikmat musik lama-lama akan berubah halauan.
3.      Membuat pergeseran budaya lokal.
4.      Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya KPOP yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
5.      Tercampurnya kebudayaan dalam negeri dengan kebudayaan luar, khususnya permusikan itu sendiri.


1 Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terbukti dengan datangnya era globalisasi ketahanan budaya Indonesia kewalahan dari serangan asing. Dampak globalisasi kenyataannya sangat berpengaruh terhadap perilaku dan budaya masyarakat Indonesia dimana fenomena pengglobalan dunia harus disikapi dengan arif dan positif thinking karena globalisasi dan modernisasi sangat diperlukan dan bermanfaat bagi kemajuan. Namun kita tidak boleh lengah dan terlena, karena era keterbukaan dan kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh negatif yang akan merusak budaya bangsa. Menolak globalisasi bukanlah pilihan tepat, karena itu berarti menghambat kemajuan ilmu pengetahwan dan teknologi. Akan tetapi perlu kecerdasan dalam menyaring efek globalisasi. Akses kemajuan tekhnologi informatika dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai budaya lokal.
Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.

DAFTAR PUSTAKA
 J.   Bhagwati, In Defense of Globalization, Oxford University Press Inc, New York,  2004
Passport to Korean Culture, Korean Culture and Information Service -  Ministry of Culture, Sports and Tourism, Seo ul ,  2010,
J. Nye, ‘South Korea’s Growing Soft power’,  Projectsyndicate (online),  10 November  2009, <http://www.projectsyndicate.org/commentary/nye76 >
KBS World, Cara Mempromosikan Ekspor Konten Budaya Korea (online), < http://world.kbs.co.kr/indonesian/news>
KBS World, Keputusan pemerintah untuk memberi dukungan penuh terhadap globalisasi pengaruh budaya Korea (online), 2006, <http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_issue>
Rowland Pasaribu, Globalisasi Dan Pembangunan Ekonomi Indonesia, 2013, <http://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/14-globalisasi-dan-pembangunan-ekonomi-indonesia.pdf>
 

 

3 komentar:

  1. sist, aku juga lagi buat tugas akhir tentang ini. sista ada referensi buku atau teori tentang pengaruh media TV dan kecintaan pada budaya sendiri gak? kalo ada bisa share :) thanks bgt.

    BalasHapus
  2. sist, aku juga buat tugas akhir tema nya mirip. nah, sist punya buku atau teori komunikasi yang ada hubungannya sama terpaan media massa (TV) dalam hal ini korsel pada kecintaan pada budaya sendiri kah? share please :)

    BalasHapus