1
Konsep Globalisasi dan Kebudayaan
Kata
“globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan
satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi pada
hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh
dunia.
Menurut
pendapat Krisna dalam tulisannya Pengaruh
Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang
(September 2005), sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi
dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin
dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada
skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain.
Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi
dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh
karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya. Kemudian pengertian dari kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem idea tau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga kebudayaan
itu bersifat abstrak.
Globalisasi
dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi
oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan
berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu
masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan
bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas
budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada
globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara
menyeluruh.
Simon
Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang
alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses
alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan
perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari
kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak
dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah
mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka.
Perubahan
budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai
yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salah
satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan
setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam
bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu
sudah sedemikian terasa.
Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mampu mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan
budaya masyarakat dan bagaimana kita mampu menyikapinya. Jelas globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya pemanfaataan globalisasi untuk kepentingan kehidupan
budaya Indonesia generasi mendatang.
2
Gambaran Umum Perkembangan Korean Wave
Korean Wave atau Hallyu Gelombang Korea adalah sebuah istilah
yang merujuk pada popularitas budaya pop Korea di luar negeri. Umumnya
Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa
Korea dan kebudayaan Korea. Genre Korean wave berkisar dari film, drama televisi, dan musik pop (K-pop). Perkembangan yang sangat pesat
dialami oleh industri budaya Korea melalui produk tayangan drama televisi,
film, dan musik menjadikannya suatu fenomena yang menarik perhatian masyarakat
luas sehingga di implementasikan sebagai budaya internasional yang berusaha di
ciptakan oleh korea selatan untuk
pelaksanaan soft diplomacy nya yang mampu membangun citra
Korea Selatan dan mendukung peningkatan posisi Korea Selatan di forum
internasional secara umum. Korea
Selatan telah berkembang menjadi salah satu negara paling makmur di Asia yang
ditandai dengan perekonomian Korea Selatan kini terbesar ketiga di Asia dan
ke-13 di dunia. Hal penunjang kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak lain
karena sektor industri teknologi transportasi dan teknologi komunikasi yang
juga didukung oleh sektor kebudayaannya melalui Korean Wave.
Kegemaran
akan budaya pop Korea dimulai di Republik Rakyat Cina dan Asia Tenggara mulai
akhir 1990-an. Istilah Hallyu diadopsi oleh media Cina setelah album musik pop
Korea, HOT, dirilis di Cina. Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan
menyebar ke negara-negara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia,
Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Amerika Latin dan Timur Tengah.Pada saat
ini, Hallyu diikuti dengan banyaknya perhatian akan produk Korea Selatan,
seperti masakan, barang elektronik, musik dan film. Fenomena ini turut
mempromosikan Bahasa Korea dan budaya. Korea ke berbagai negara. Pemerintahan
korea sendiri sangat mendukung dan memiliki peran dalam mewabahnya hallyu.
Dukungan tersebut diwujudkan dengan menghindarkan diri dari gempuran industri
entertaiment dari barat. Hal ini menjadikan orang korea sendirilah yang harus
menciptakan produk-produk media massanya sendiri. Selain itu dukungan dari pemerintah
juga diwujudkan melalui berbagai event seni seperti festival-festival film dan
music bertaraf. Internasional.
Joseph
Nye dalam South Korea’s growing soft
power menyatakan:
The traditions of
[South]Korean art, crafts, and cuisine have already spread around the world.
Korean popular culture has also crossed borders, particularly among younger
people in neighboring Asian countries…Indeed, the late 1990’s saw the rise of
“Hallyu ,” or “the Korean wave” – the growing popularity of all things Korean,
from fashion and film to music and cuisine.
Indonesia
pun tidak terlepas dari pengaruh
hallyu ini. Berita sebuah surat
kabar menyatakan “Indonesia, home to
world’s largest Muslim population, has not been spared from the Korean Wave.” Kegemaran
akan produk Korea di Indonesia meluas melalui industri perfilman, drama,
musik, dan budaya tradisional. Yang Seung- yoon mengatakan bahwa
terdapat persamaan bangsa Indonesia dan Korea Selatan, yaitu lebih menekankan
pada pandangan dan pencapaian
unsur-unsur spiritual, misalnya persamaan dalam pandangan dan penilaian
terhadap kehidupan manusia, rasa kagum pada lingkungan alam dan perubahannya,
serta rasa hormat kepada leluhur dan lain sebagainya. Persamaan tersebut memungkinkan menjadi dasar
penerimaan hallyu oleh masyarakat Indonesia.
3 Masuknya Budaya Korea (Korean
Wave) Ke Indonesia
Dalam satu dekade terakhir ini
pasti masyarakat semua sudah tidak asing
dengan istilah K-pop atau Korean pop. Korean pop inilah yang saat ini baru
hangat-hangatnya dibicarakan oleh khalayak umum, terutama karena ketenarannya
yang sangat berpengaruh terhadap dinamika budaya asing yang masuk Indonesia. Dalam hal ini banyak sekali para
remaja Indonesia yang sudah lebih menyukai acara-acara korea dari pada harus
menyaksikan acara nasional Indonesia
Tentu saja mereka mulai mencari informasi tentang aktris dan aktor
tersebut, sehingga akhirnya mereka pun juga mengidolakan para artis korea.
Indonesia termasuk negara yang
sedang terkena demam Korea yang sudah
hal ini dapat terlihat di layar televisi majalah dan juga internet di
Indonesia yang sekarang berlomba-lomba untuk menayangkan atau menginformasikan
seputar berita-berita korea. Di televisi bahkan sudah banyak menayangkan
tayangan-tayangan hiburan setiap harinya yang berhubungan dengan Korea,
misalnya film, musik, dan infotaiment dari sini
tidak di pungkiri bahwa televisi menjadi sarana utama bagi masyarakat
Indonesia untuk mendapatkan informasi
mengenai segala sesuatu yang berbau korea, tidak hanya itu majalah atau tabloid
bahkan koran sebagai media massa di Indonesia juga menuliskan tentang berita
seputar korea dan para remaja juga bisa melihat dan mendapatkan video-video
film bahkan musik serta informasi-informasi tentang budaya korea melalui media
elektronik ini.
Pada
dasarnya, globalisasi budaya Korea tersebut tak bisa dilepaskan dari peran
media. Media membawa nilai-nilai budaya Korea ke luar negeri dan menjadi salah
satu penunjang utama berhasilnya gerakan hallyu atau globalisasi budaya Korea
di dunia internasional. Media yang banyak berperan dalam persebaran nilai-nilai
budaya Korea pada mulanya adalah televisi, yang menayangkan drama-drama Korea.
Kesuksesan televisi memediasi masuknya budaya Korea ke Indonesia ini tak
dipungkiri menimbulkan efek domino ke musik dan film. Jenis media yang
mengantarkan produk-produk budaya Korea ke tangan khalayak Indonesia itu pun
semakin beragam, yaitu VCD, DVD, dan yang paling fenomenal, tentu saja,
internet. Internet bahkan bisa disebut sebagai media yang paling berpengaruh
dalam globalisasi budaya Korea karena tak banyak film dan musik Korea
mendapatkan tempat di media Mainstream internasional. Hal ini pun berlaku di
Indonesia.
Dahsyatnya
kekuatan internet dalam penyebaran “Korean Wave” ini terlihat dari ramainya
arus informasi mengenai budaya Korea di internet. Situs jejaring sosial Twitter
mencatat bahwa sepanjang 2010, Super Junior, grup boyband ternama asal Korea,
menempati posisi trending topic kedua dalam hal musik. Super Junior hanya
dikalahkan oleh Justin Bieber, penyanyi remaja Amerika yang disebut sebagai
raja twitter (Twitter.com, Desember 2010). Di situs YouTube, setiap kali
penyanyi Korea merilis teaser dan music video (MV) di YouTube, dalam beberapa
hari saja dapat ditonton oleh lebih dari 1 juta orang dan bahkan seringkali
menjadi video top favorite, most popular, atau most discussed (YouTube.com,
2010).
Teknologi
informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.
Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi
dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.
Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa Korea Wave ini membawa
pengaruh besar terhadap generasi muda di Indonesia yang sedang memuja korea
wave. Inilah yang ditakutkan dari globalisasi, yaitu ketika masyarakat lokal
“menuhankan” budaya asing dan menelantarkan budaya aslinya sendiri tapi kita
tidak merasa . Sebenarnya kita sedang terjajah dengan kejayaan Korean Pop
Culture di Indonesia.. Gelombang Hallyu yang sangat besar di Indonesia haruslah
menjadi pemacu semangat yang nyata untuk melakukan perubahan. Korea wave pada
dasarnya sangat menarik untuk dipelajari dan menginspirasi karena ditengah
kemodernannnya, ada semangat perubahan terus menerus didalamnya, tetapi dengan
tidak meninggalkan budaya tradisional didalamnya. Hal tersebut menjadi menarik
untuk dipelajari untuk para remaja di Indonesia, bahwa ketika kita sedang
terpengaruh dengan kebudayaan lain yang masuk, kita punya filter yaitu
kebudayaan sendiri, supaya antara tradisi dan modenitas dapat berjalan serasi,
selaras, dan seimbang. Pada akhirnya, kejayaan Korean Pop Culture di Indonesia
haruslah dapat menginspirasi kita semua untuk memajukan dan berjaya dengan
Indonesian Pop Culture.
4 Dampak Masuknya Budaya Korea (Korean Wave) Ke Indonesia
Dalam
perkembangannya Korean Wave khususnya mengenai Korean Pop (K-POP) ini sendiri
banyak terdapat dampak-dampak yang membuat bangsa ini menjadi lebih maju, namun
ada juga dampak yang membuat bangsa ini menjadi miskin budaya asli atau dnegan
kata lain melupakan budayanya sendiri.
a. Dampak
positif masuknya Korean Wave ke
Indonesia :
1.
Kecintaan masyarakat pada musik semakin
tinggi.
Sangat jelas pernyataan
diatas bahwa dengan adanya variasi musik baru di Indonesia maka akan menambah
banyak genre musik di negara ini, dalam hal ini tentunya selera masyarakat
sangat dimanjakan dengan keberadaan KPOP ini.
2.
Bakat-bakat yang selama ini terpendam
dapat dikembangkan atau diekspresikan. Maksudnya perkembangan dalam hal
kreatifitas dan musik modern. Dengan adanya KPOP ini para remaja bisa belajar
seni tentang KPOP, mulai dari dance, olah vokal, genre musiknya dan lain
sebagainya.
3. Mempererat
hubungan antara Indonesia dan Korea.
Dalam hubungan
bilateral antar negara antara Indoonesia dengan Korea Selatan sendiri tentunya
secara tidak langsung akan semakin erat, karena disinilah hubungan timbal balik
itu akan terjadi. Disatu sisi Korsel dapat meningkatkan ekonomi mereka dengan
menerima royalti dari penjualan album dan sebagainya, sedangkan disisi yang lain
Indonesia sebagai konsumen dapat terpuaskan oleh hiburan musik tersebut.
4. Banyak
remaja yang tertarik untuk mempelajari budaya dan bahasa Korea.
Penjelasan untuk pernyataan ini adalah berhubungan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan adanya minat yang luar biasa hebatnya di Indonesia, mendorong sebagian penikmat musik KPOP tersebut untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan KPOP dan negara asalnya. Dalam hal ini maka pengetahuan yang dimilikinya tentang negara lain pun juga akan ikut berkembang.
Penjelasan untuk pernyataan ini adalah berhubungan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan adanya minat yang luar biasa hebatnya di Indonesia, mendorong sebagian penikmat musik KPOP tersebut untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan KPOP dan negara asalnya. Dalam hal ini maka pengetahuan yang dimilikinya tentang negara lain pun juga akan ikut berkembang.
5. Mempermodern
jenis musik di Indonesia
b. Dampak
negatif masuknya Korean Wave ke
Indonesia :
1. Mengurangi
rasa cinta terhadap musik Indonesia seperti melayu dan dangdut.
2. Musik
asli Indonesia lama-kelamaan akan hilang. Dengan adanya KPOP ini akan berpengaruh
pula terhadap permusikan di Indonesia. Penikmat musik lama-lama akan berubah
halauan.
3. Membuat
pergeseran budaya lokal.
4. Masyarakat
kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya KPOP yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
5. Tercampurnya
kebudayaan dalam negeri dengan kebudayaan luar, khususnya permusikan itu
sendiri.
1
Kesimpulan
Dari
uraian dan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terbukti dengan
datangnya era globalisasi ketahanan budaya Indonesia kewalahan dari serangan
asing. Dampak globalisasi kenyataannya sangat berpengaruh terhadap perilaku dan
budaya masyarakat Indonesia dimana fenomena pengglobalan dunia harus disikapi
dengan arif dan positif thinking karena globalisasi dan modernisasi sangat
diperlukan dan bermanfaat bagi kemajuan. Namun kita tidak boleh lengah dan
terlena, karena era keterbukaan dan kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh
negatif yang akan merusak budaya bangsa. Menolak globalisasi bukanlah pilihan
tepat, karena itu berarti menghambat kemajuan ilmu pengetahwan dan teknologi.
Akan tetapi perlu kecerdasan dalam menyaring efek globalisasi. Akses kemajuan
tekhnologi informatika dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai pelestari dan
pengembang nilai-nilai budaya lokal.
Caranya adalah dengan penyaringan
budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat
yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan
modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih
berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat
modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa
Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing.
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa,
hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.
DAFTAR PUSTAKA
J.
Bhagwati, In Defense of
Globalization, Oxford University Press Inc, New York, 2004
Passport
to Korean Culture, Korean Culture and Information Service
- Ministry of Culture, Sports and
Tourism, Seo ul , 2010,
J. Nye, ‘South Korea’s Growing Soft power’, Projectsyndicate
(online), 10 November 2009,
<http://www.projectsyndicate.org/commentary/nye76 >
KBS World, Cara Mempromosikan Ekspor
Konten Budaya Korea (online), < http://world.kbs.co.kr/indonesian/news>
KBS World, Keputusan pemerintah untuk
memberi dukungan penuh terhadap globalisasi pengaruh budaya Korea (online),
2006, <http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_issue>
Rowland Pasaribu, Globalisasi Dan
Pembangunan Ekonomi Indonesia, 2013, <http://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/14-globalisasi-dan-pembangunan-ekonomi-indonesia.pdf>
thank you. sngat membantu :)
BalasHapussist, aku juga lagi buat tugas akhir tentang ini. sista ada referensi buku atau teori tentang pengaruh media TV dan kecintaan pada budaya sendiri gak? kalo ada bisa share :) thanks bgt.
BalasHapussist, aku juga buat tugas akhir tema nya mirip. nah, sist punya buku atau teori komunikasi yang ada hubungannya sama terpaan media massa (TV) dalam hal ini korsel pada kecintaan pada budaya sendiri kah? share please :)
BalasHapus