Pendahuluan
Setelah Confucius meninggal, banyak
bermunculan filsuf-filsuf baru di dataran Cina, seperti Mo Tzu, Mencius dan Lao
Tzu. Mereka memiliki pandangan-pandangan yang berbeda-beda dalam banyak hal,
namun mereka sama dalam sikap menangani tugas untuk menjadikan dunia sebagai
tempat yang lebih baik untuk ditinggali. Semuanya berpendirian bahwa manusia
seharusnya siap mengorbankan diri demi kemanusiaan. Namun manusia tetaplah
seorang manusia yang memiliki sifat memberontak.
Paham inilah yang akhirnya merupakan dasar tumbuhnya filsafat seperti Taoisme.
Berikut akan dibahas satu persatu mengenai ajaran-ajaran atau paham-paham yang
dibawa oleh Mencius dan Lao Tzu (Taoisme).
a.
Mencius dan Pengutamaan Kodrat Manusiawi
Mencius lahir sekitar tahun 372SM dan meninggal kira-kira pada tahun 289SM.
Mencius
lahir di negeri kecil Tsou, yang kini berada di provinsi Shantung. Mencius
dilahirkan saat masa-masa berakhirnya dinasti Chou. Sejak
kecil Mencius belajar ajaran-ajaran Confusius bahkan ia amat menjunjung tinggi ajaran-ajaran
Confusius tersebut.
Seperti halnya Confusius, Mencius juga mempunyai murid-murid yang berasal
dari kalangan bawah. Ia tidak pernah bersusah payah untuk menyelidiki latar
belakang orang-orang yang ingin menjadi muridnya. Namun demikian ia juga tidak
sungkan-sungkan menolak orang yang ingin
belajar padanya yang tidak lain adalah dari kalangan bangsawan yang suka
menyalahgunakan kekuasaan. Tujuan hidup Mencius pun tidak jauh berbeda dengan Confusius
yakni memperoleh jabatan dan memimpin pemerintahan sesuai dengan prinsip-prinsip
ajaran-ajarannya.
Selama hidupnya, ia sangat suka berkelana dengan muridnya-muridnya untuk
mencari penguasa-penguasa yang mau menerima prinsip-prinsip ajarannya. Namun,
tidak seperti harapannya, tidak seorang penguasa pun bersedia untuk memberinya
kesempatan itu.
Pandangan-pandangan Mencius banyak mengadopsi dari paham-paham Confusius.
Pokok-pokok ajaran Mencius ini terangkum dalam bukunya yang berjudul Meng-tzu. Di
dalam buku itu, Mencius tercermin sebagai pribadi yang pandai dalam berdebat,
dan tidak mengenal konformitas dengan orang lain.
Berikut merupakan pandangan-pandangan Mencius dalam demokrasi pemerintahan
:
a.
Semua manusia
memiliki derajat sama
b.
Dari tiga elemen
penting sebuah negara, rakyat merupakan yang paling penting sedangkan penguasa
atau pemerintah yang paling tidak penting
c.
Keputusan untuk member
ganjaran atau hukuman tidak didasarkan pada apa yang dikatakan pemerintah, namu
juga apa yang dikatakan rakyat.
d.
Pemerintah ada
demi kepentingan rakyat dan rakyat harus membaginya dengan sesama rakyat.
e.
Harus adanya
relasi timbal balik antara pemerintah dan rakyat.
f.
Hak untuk
memberontak ada dalam setiap diri rakyat, dan bila ia tidak baik dalam memimpin
ia akan merusaknya.
Mencius lebih banyak memberi sumbangan besar
dalam menggali dan mengmbangkan konsep mengenai kodrat manusia, namun pada
hakikatnya tidak selaras dengan paham Confusius. Mencius juga memiliki pengaruh
yang cukup besar kedua setelah Confusius dalam sejarah filsafat timur.
b. Skeptisisme
Mistik Penganut Taoisme
Taoisme merupakan filsafat yang paling mistis dan revolusioner. Taoisme
dibawa oleh Lao Tzu sekitar abad ke-6 SM. Ajaran-ajaran Lao Tzu ini kemudian ditulis dalam bukunya yang disebut Kitab Tao atau Tao Te Ching. Dapat
diartikan juga sebagai ‘Aturan mengenai Jalan dan Kebajikan. Buku ini
menggambarkan seluruh filsafat berpikirnya yang mengajarkan mengenai sikap
rendah hati. Setiap orang harus memiliki sifat rendah hati dan jangan bernafsu
untuk menguasai dunia. Kepintaran terhebat justru terlihat sebagai sebuah kebodohan.
Semakin seseorang mengejar penegtahuannya semakin kurang pula pengetahuannya.
Menurut sebagian orang, Taoisme merupakan filsafat mistik. Taoisme
memandang dunia melalui alam kodrat. Taoisme bukan merupakan suatu mahzab
berpikir di Cina melainkan suatu cara berpikir yang mendalam dan mendasar. Ia
mengungkapkan sikap orang Cina terhadap hidup bermasyarakat.
Prinsip-prinsip ajaran Tao :
a.
Tao yang absolute
: tidak dapat disebut-sebut atau diberi nama atau tidak dibicarakan
b.
Oposisi relative
: Bila semua orang tau keindahan sebagai keindahan maka segera muncul
kejelekan. Bila semua orang tau kebaikan sebagai kebaikan maka akan muncul
kejahatan.
c.
Wu-Wei : aksi
tanpa perbuatan.
d.
Hidup untuk orang
lain : peringatan melawan penggunaan kekuasaan dan kekerasan serta sikap suka
campur tangan.
e.
Usaha mengejar
ilmu penegtahuan
f.
Hormatila hidup
ini !
Banyaknya
perbedaan-perbedaan paham antara penganut Taoisme dan penganut Confusianisme
menyebabkan sering terjadinya perseteruan diantara masing-masing pengikut.
Penganut Taoisme dikatakan bahwa sangat anti terhadap penganut Confusianisme.
Ada sejumlah alasan mengapa terjadi hal seperti itu. Pertama, penganut
Confusianisme dalam mahzab kefilsafatan merupakan yang paling berhasil pada
masa Taoisme. Selanjutnya, penganut Confusisme sangat mendukung pemerintah yang
diatur secara hati-hati untuk kesejahteraan rakyat. Perlu diketahui juga bahwa
penganut Taoisme adalah anti Confusianisme, anti pemerintahan dan dalam
beberapa hal anti demokrasi.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa, sebagian besar paham-paham yang berkembang di dataran Cina,
sedikit banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Confusius. Seperti ajaran-ajaran
yang dibawa oleh Mencius maupun Lao Tzu menggunakan Confusius sebagai dasar
pemikiran, dan kemudian mengembangkannya sesuai pandangan-pandangan mereka
sendiri. Walaupun pada akhirnya ajaran-ajaran seperti Taoisme, menentang
pendapat Confusius, namun pada awal pemikirannya ia tetap berpegang pada ajaran
Confusius.
Sumber Rujukan :
Creel, H.G, Alam
Pikiran Cina, PT
Tiara Wacana Yogya, 1989
Kebung, Konrad,
Filsafat Berpikir Orang Timur (Indonesia, Cina dan India), Prestasi Pustaka
Jakarta, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar