Selasa, 13 November 2012

ASAS FILOSOFIS PEMIKIRAN POLITIK CINA (LANJUTAN)


Pendahuluan
     Setelah Confucius meninggal, banyak bermunculan filsuf-filsuf baru di dataran Cina, seperti Mo Tzu, Mencius dan Lao Tzu. Mereka memiliki pandangan-pandangan yang berbeda-beda dalam banyak hal, namun mereka sama dalam sikap menangani tugas untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik untuk ditinggali. Semuanya berpendirian bahwa manusia seharusnya siap mengorbankan diri demi kemanusiaan. Namun manusia tetaplah seorang manusia yang memiliki sifat memberontak. Paham inilah yang akhirnya merupakan dasar tumbuhnya filsafat seperti Taoisme. Berikut akan dibahas satu persatu mengenai ajaran-ajaran atau paham-paham yang dibawa oleh Mencius dan Lao Tzu (Taoisme).

a.      Mencius dan Pengutamaan Kodrat Manusiawi
Mencius lahir sekitar tahun 372SM dan meninggal kira-kira pada tahun 289SM. Mencius lahir di negeri kecil Tsou, yang kini berada di provinsi Shantung. Mencius dilahirkan saat masa-masa berakhirnya dinasti Chou. Sejak kecil Mencius belajar ajaran-ajaran Confusius bahkan ia amat menjunjung tinggi ajaran-ajaran Confusius tersebut.

Seperti halnya Confusius, Mencius juga mempunyai murid-murid yang berasal dari kalangan bawah. Ia tidak pernah bersusah payah untuk menyelidiki latar belakang orang-orang yang ingin menjadi muridnya. Namun demikian ia juga tidak sungkan-sungkan  menolak orang yang ingin belajar padanya yang tidak lain adalah dari kalangan bangsawan yang suka menyalahgunakan kekuasaan. Tujuan hidup Mencius pun tidak jauh berbeda dengan Confusius yakni memperoleh jabatan dan memimpin pemerintahan sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran-ajarannya.

Selama hidupnya, ia sangat suka berkelana dengan muridnya-muridnya untuk mencari penguasa-penguasa yang mau menerima prinsip-prinsip ajarannya. Namun, tidak seperti harapannya, tidak seorang penguasa pun bersedia untuk memberinya kesempatan itu.

Pandangan-pandangan Mencius banyak mengadopsi dari paham-paham Confusius. Pokok-pokok ajaran Mencius ini terangkum dalam bukunya yang berjudul Meng-tzu. Di dalam buku itu, Mencius tercermin sebagai pribadi yang pandai dalam berdebat, dan tidak mengenal konformitas dengan orang lain.

Berikut merupakan pandangan-pandangan Mencius dalam demokrasi pemerintahan :
a.       Semua manusia memiliki derajat sama
b.      Dari tiga elemen penting sebuah negara, rakyat merupakan yang paling penting sedangkan penguasa atau pemerintah yang paling tidak penting
c.       Keputusan untuk member ganjaran atau hukuman tidak didasarkan pada apa yang dikatakan pemerintah, namu juga apa yang dikatakan rakyat.
d.      Pemerintah ada demi kepentingan rakyat dan rakyat harus membaginya dengan sesama rakyat.
e.       Harus adanya relasi timbal balik antara pemerintah dan rakyat.
f.       Hak untuk memberontak ada dalam setiap diri rakyat, dan bila ia tidak baik dalam memimpin ia akan merusaknya.

Mencius lebih banyak memberi sumbangan besar dalam menggali dan mengmbangkan konsep mengenai kodrat manusia, namun pada hakikatnya tidak selaras dengan paham Confusius. Mencius juga memiliki pengaruh yang cukup besar kedua setelah Confusius dalam sejarah filsafat timur.

b.      Skeptisisme Mistik Penganut Taoisme
Taoisme merupakan filsafat yang paling mistis dan revolusioner. Taoisme dibawa oleh Lao Tzu sekitar abad ke-6 SM. Ajaran-ajaran Lao Tzu ini kemudian ditulis dalam bukunya yang disebut Kitab Tao atau Tao Te Ching. Dapat diartikan juga sebagai ‘Aturan mengenai Jalan dan Kebajikan. Buku ini menggambarkan seluruh filsafat berpikirnya yang mengajarkan mengenai sikap rendah hati. Setiap orang harus memiliki sifat rendah hati dan jangan bernafsu untuk menguasai dunia. Kepintaran terhebat justru terlihat sebagai sebuah kebodohan. Semakin seseorang mengejar penegtahuannya semakin kurang pula pengetahuannya.

Menurut sebagian orang, Taoisme merupakan filsafat mistik. Taoisme memandang dunia melalui alam kodrat. Taoisme bukan merupakan suatu mahzab berpikir di Cina melainkan suatu cara berpikir yang mendalam dan mendasar. Ia mengungkapkan sikap orang Cina terhadap hidup bermasyarakat.

Prinsip-prinsip ajaran Tao :
a.       Tao yang absolute : tidak dapat disebut-sebut atau diberi nama atau tidak dibicarakan
b.      Oposisi relative : Bila semua orang tau keindahan sebagai keindahan maka segera muncul kejelekan. Bila semua orang tau kebaikan sebagai kebaikan maka akan muncul kejahatan.
c.       Wu-Wei : aksi tanpa perbuatan.
d.      Hidup untuk orang lain : peringatan melawan penggunaan kekuasaan dan kekerasan serta sikap suka campur tangan.
e.       Usaha mengejar ilmu penegtahuan
f.       Hormatila hidup ini !

Banyaknya perbedaan-perbedaan paham antara penganut Taoisme dan penganut Confusianisme menyebabkan sering terjadinya perseteruan diantara masing-masing pengikut. Penganut Taoisme dikatakan bahwa sangat anti terhadap penganut Confusianisme. Ada sejumlah alasan mengapa terjadi hal seperti itu. Pertama, penganut Confusianisme dalam mahzab kefilsafatan merupakan yang paling berhasil pada masa Taoisme. Selanjutnya, penganut Confusisme sangat mendukung pemerintah yang diatur secara hati-hati untuk kesejahteraan rakyat. Perlu diketahui juga bahwa penganut Taoisme adalah anti Confusianisme, anti pemerintahan dan dalam beberapa hal anti demokrasi.

Kesimpulan
       Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar paham-paham yang berkembang di dataran Cina, sedikit banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Confusius. Seperti ajaran-ajaran yang dibawa oleh Mencius maupun Lao Tzu menggunakan Confusius sebagai dasar pemikiran, dan kemudian mengembangkannya sesuai pandangan-pandangan mereka sendiri. Walaupun pada akhirnya ajaran-ajaran seperti Taoisme, menentang pendapat Confusius, namun pada awal pemikirannya ia tetap berpegang pada ajaran Confusius.

Sumber Rujukan :
Creel, H.G, Alam Pikiran Cina, PT Tiara Wacana Yogya, 1989
Kebung, Konrad, Filsafat Berpikir Orang Timur (Indonesia, Cina dan India), Prestasi Pustaka Jakarta, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar