Selasa, 13 November 2012

PENGARUH HINDUISME TERHADAP NEGARA (KONSEP KEKUASAAN)


            Ada banyak konsep kekuasaan menurut masing-masing agama yang ada di dunia ini. Begitu juga dengan agama Hindu. Agama Hindu memiliki beberapa konsep tentang kekuasaan dan cukup banyak memberikan pengaruh terhadap negara. Untuk memahami konsep kekuasaan menurut agama Hindu, berikut akan dijelaskan secara ringkas.

Konsep Kekuasaan                                   
            Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok yang dapat mempengaruhi tingkah laku atau sekelompok orang dalam interaksinya. Adapun hasil interaksi tersebut diharapkan dapat menimbulkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan keinginan pemegang kekuasaan itu sendiri. Praktik kekuasaan dilakukan melalui pola hubungan yang memegang peranan subjek dan peranan objek. Artinya dalam relasi kekuasaan akan terdapat dua pihak yakni pihak yang dikuasai atau diperintah dan pihak yang berada dalam posisi memerintah atau pihak yang berkuasa. Pihak yang berkuasa akan memperoleh ketertundukan atau ketaatan dari pihak yang dikuasainya.

Kekuasaan dalam agama Hindu selalu berpegang pada gagasan bahwa kebijaksanaan bisa menjadi kuasa dan memiliki daya apabila ia meresapi, mengontrol, mentrasformasikan dan mengatur seluruh kepribadian mereka. Berpikir (apa yang kita pikirkan) haruslah diwujudkan dalam hidup, diinkarnasikan dalam keberadaan ke dalam tindakan dan perbuatan praktis. Semakin tinggi realisasi proses berpikir, semakin besar kekuatan dan kuasa yang dimiliki oleh seseorang. Orang yang sungguh berkuasa adalah orang yang mampu menerapkan apa yang ia pikirkan dan idealkan dengan apa yang ia lakukan.

 Dalam konsep pembagian kekuasaan, yang biasa disebut dengan trias politica yakni kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif yang menjadi pilar negara demokrasi modern digagas oleh John Locke dan JJ Roussseau. Tidak ada agama yang memiliki konsep seperti itu, tetapi di dalam agama Hindu ada 4 pembagian kekuasaan, yang dikenal dengan catur warna: kekuasaan agama (Brahmana), pemerintahan (Ksatria), ekonomi (Waisya) dan tenaga kerja (Sudra). Catur warna memang bukan trias politika, tetapi dia membantu mencegah theokrasi, pemuatan kekuasaan politik dan agama, serta ekonomi di satu tangan wakil Tuhan di dunia, apakah dengan nama rasul, paus, khalifah, sultan atau raja. Bila para wakil ini memperlakukan warganya sebagai budak, menganggap kekayaan alam sebagai miliknya, maka ia hanya sekedar menjalankan kekuasaan Tuhan. Hanya Tuhan yang berhak mengawasi atau mencabut kekuasaan itu.

Pada dasarnya kekuasaan tertinggi biasanya dipegang oleh seorang pemimpin. Dalam agama Hindu dijelaskan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan tauladan, selalu mengusahakan kesejahteraan rakyat (sukanikang rat), dan menghindari kesenangan pribadi (agawe sukaning awak). Dalam Kautilya Arthasastra dijelaskan pula bahwa "apa yang menjadikan raja senang bukanlah kesejahteraan, tetapi yang membuat rakyat sejahtera itulah kesenangan seorang raja". Hal ini juga menunjukkan bahwa tujuan yang hendak dicapai yaitu kebahagiaan rakyat, bukanlah kesejahteraan penguasanya karena penguasa yang berhasil membawa rakyatnya pada kebahagiaan tertinggi, kemuliaan adalah pasti ("sang sura menanging ranaggana, mamukti sukha wibawa, bogha wiryawan").
 
Selain itu agama Hindu juga dikenal dengan konsep system kasta dimana pembagiaannya adalah sebagai berikut :
a.         Kasta Brahman
Kasta brahaman merupakan kasta yang memiliki kedudukan tertinggi, dalam generasi kasta brahmana ini biasanya akan selalu ada yang menjalankan kependetaan.

b.        Kasta Ksatria
Kasta ini biasanya memiliki peranan yang penting dalam system pemerintahan dan system politik.

c.         Kasta Waisya
       Kasta ini memiliki kekuasaan yang agak rendah dibandingkan dengan kasta-kasta sebelumnya namun, masih masih memiliki sedikit kekuasaan.

d.        Kasta Sudra
       Kasta ini terdiri dari kalangan orang biasa yang sehari-harinya biasa mengabdi kepada kasta-kasta yang lebih tinggi.

Di dalam kitab Arthasastra tercermin unsur-unsur mengenai pemisahan dan pembagian, yang mana kekuasaan diperoleh berdasarkan hukum, pemilihan pemimpin didasarkan pada  kualitas moral dan keahliannya. Suksesi kepemimpinan dilaksanakan secara terencana. Kekuasaan dalam agama Hindu dapat dibagi menjadi empat kelompok yakni : Brahman, Ksatria, Waisya dan Sudra.

Kesimpulan
            Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kekuasaan dalam agama Hindu dapat dimiliki oleh seseorang apabila ia memiliki daya kemudian ia meresapi, mengontrol, mentrasformasikan dan mengatur seluruh kepribadiannya.

Daftar Pustaka
Kebung, Konrad.2011.Filsafat Berpikir Orang Timur.Jakarta: Prestasi Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar