Sabtu, 17 November 2012

PERSPEKTIF DALAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL (REALIS, IDEALIS, BEHAVIORALIS DAN STRUKTURALIS)


Pendahuluan
     Perspektif dalam studi hubungan internasional merupakan suatu landasan atau sebagai dasar untuk menganalisa masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang terjadi di dalam perkembangan hubungan internasional. Melalui perspektif-perspektif inilah para ahli maupun para penstudi hubungan internasional dapat menjelaskan teori-teori mengenai permasalahan-permasalahan tersebut. Ada beberapa perspektif dalam hubungan internasional, diantaranya : realis, idealis, behavioralis dan strukturalis.

a.      Perspektif Realis (Realism)
Perpektif realis memandang negara sebagai aktor yang bersifat rasional dan monolith sehingga dapat memperhitungkan tindakan demi kepentingan keamanan nasional. Realis menitik beratkan terhadap struggle of power atau realpolitik. Menurut kaum realis ada empat sifat dasar interaksi dalam hubungan internasional yakni : anarki, kompetitif, kerap kali konflik dan kerjasama dalam jangka pendek. Ketertiban dan stabilitas hanya dapat diperoleh melalui distribusi kekuasaan (power politics).

Paham realis jika dilihat dari sudut pandang pelaksanaan politik luar negeri suatu negara bersifat unilateralis (unilateralism), nasionalis (nationalism), dengan strategi penangkalan (deterrence), perimbangan kekuatan (ballance of powerI dan aliansi-aliansi pertahanan (deffence alliances).

b.      Perspektif Idealis (Idealism)
Dalam paham idealis, negara-negara saling bekerjasama dalam berbagai organisasi internasional untuk mencapai tujuan-tujuan global dan kemanusian. Paham idealis bersifat normatif, artinya semua yang terjadi itu sudah seharusnya, prinsip-prinsip, hukum, organisasi dan pengaruh opini publik merupakan hal yang sangat penting

Dilihat dari politik luar negeri suatu negara, paham idealis bersifat multilateralis (multilateralism), internasionalis (internationalism), liberalis (liberalism), humanis (humanism) dengan strategi utama yang mengedepankan legalitas (legality), moralitas (morality) dan demokrasi (democracy) melalui jalan-jalan damai seperti perundingan-perundingan atau negosiasi untuk mencapai kesepakatan.

c.       Perspektif Behavioralisme (Behavioralism)
Menurut pandangan kaum behavioralis, hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial secara umum. Perspektif behavioralis atau aliran prilaku banyak mempengaruhi pendekatan-pendekatan terhadap teori dan logika serta metode penelitian.  Behavioralis sering disebut sebagai pendekatan ilmiah, ia sering menantang model-model yang ada dalam mempelajari tingkah laku manusia dan basis-basis teori tradisionalisme.

Behavioralis dalam penelitiannya condong kepada analisa komparatif lintas nasional yang tidak hanya membahas mengenai studi kasus negara tertentu dalam waktu tertentu. Perspektif ini menekankan perlunya metode pengumpulan data mengenai ciri khas suatu negara dan hubungan-hubungannya dengan negara lain. Dan juga, aliran prilaku ini banyak diwarnai oleh studi kuantitatif hubungan internasional. 

d.      Perspektif Struturalisme (Structuralism)
Strukturalisme muncul di Prancis tahun 1960. Perspektif strukturalisme merupakan perspektif ilmu hubungan internasional yang dipengaruhi oleh paham marxisme. Strukturalis memandang bahwa tata dunia kontemporer dikonstruksi oleh sistem kapitalis global dan sistem antarnegara yang berhubungan. Ciri fundamental tata dunia adalah ketidaksamaan dalam eksploitasi kapitalis. Dalam strukturalis, kelas merupakan aktor yang paling dominan dalam hubungan internasional, dan negara sebagai perpanjangan kepentingan kelas. Aktor-aktor institusional kemudian membantu melegitimasi dan memelihara struktur yang ada.

Asumsi-asumsi dasar strukturalisme adalah sifat dasar manusia yang tidak tetap maupun esensial terkondisikan melalui masyarakat, subjek dapat dikelompokkan menjadi kolektivitas yang dapat diidentifikasi dan dapat pula dikatakan memiliki kepentingan konkrit, struktualisme adalah sains dan yang terakhir adalah strukturalisme memandang bahwa tata dunia kontemporer dikonstruksi oleh sistem kapitalis global dan sistem antarnegara berhubungan. Perspektif strukturalis juga erat kaitannya dengan nasionalisme ekonomi.

Kesimpulan
     Perspektif-perspektif dalam hubungan internasional memiliki peranan penting dalam hubungan internasional. Melalui perspektif-perspektif inilah kemudian lahir teori-teori dalam hubungan internasional. Masalah-masalah hubungan internasional dan problematika global merupakan suatu hal kompleks untuk dipecahkan. Meskipun banyak terdapat perbedaan-perbedaan asusmsi dari masing-masing perspektik, namun diharapkan melalui perspektif-perspektif inilah masalah-masalah yang terjadi di dunia internasional dapat dianalisa sehingga menghasilkan pemecahan-pemecahan yang maksimal.

Sumber Rujukan
Couloumbus, Theodore A. dan James H. Wolfe.1999.Pengantar Hubungan Internasional Keadilan dan Power.Jakarta: Penerbit Putra A. Bardin
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani.2005.Pengantar Hubungan Internasional.Bandung:PT. Remaja Rosda Karya
Budiardjo, Miriam.2009.Dasar-Dasar Ilmu Politik-Edisi Revisi.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar