Pendahuluan
Perspektif dalam studi hubungan
internasional merupakan suatu landasan atau sebagai dasar untuk menganalisa
masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang terjadi di dalam perkembangan
hubungan internasional. Melalui perspektif-perspektif inilah para ahli maupun
para penstudi hubungan internasional dapat menjelaskan teori-teori mengenai
permasalahan-permasalahan tersebut. Ada beberapa perspektif dalam hubungan
internasional, diantaranya : realis, idealis, behavioralis dan strukturalis.
a.
Perspektif Realis (Realism)
Perpektif realis memandang negara sebagai aktor
yang bersifat rasional dan monolith sehingga dapat memperhitungkan tindakan
demi kepentingan keamanan nasional. Realis menitik beratkan terhadap struggle of power atau realpolitik.
Menurut kaum realis ada empat sifat dasar interaksi dalam hubungan
internasional yakni : anarki, kompetitif, kerap kali konflik dan kerjasama
dalam jangka pendek. Ketertiban dan stabilitas hanya dapat diperoleh melalui
distribusi kekuasaan (power politics).
Paham realis jika dilihat dari sudut pandang
pelaksanaan politik luar negeri suatu negara bersifat unilateralis
(unilateralism), nasionalis (nationalism), dengan strategi penangkalan
(deterrence), perimbangan kekuatan (ballance of powerI dan aliansi-aliansi
pertahanan (deffence alliances).
b. Perspektif Idealis
(Idealism)
Dalam paham idealis, negara-negara saling
bekerjasama dalam berbagai organisasi internasional untuk mencapai
tujuan-tujuan global dan kemanusian. Paham idealis bersifat normatif, artinya
semua yang terjadi itu sudah seharusnya, prinsip-prinsip, hukum, organisasi dan
pengaruh opini publik merupakan hal yang sangat penting
Dilihat dari politik luar negeri suatu negara,
paham idealis bersifat multilateralis (multilateralism), internasionalis
(internationalism), liberalis (liberalism), humanis (humanism) dengan strategi
utama yang mengedepankan legalitas (legality), moralitas (morality) dan
demokrasi (democracy) melalui jalan-jalan damai seperti perundingan-perundingan
atau negosiasi untuk mencapai kesepakatan.
c. Perspektif
Behavioralisme (Behavioralism)
Menurut pandangan kaum behavioralis, hubungan
internasional merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial secara umum. Perspektif
behavioralis atau aliran prilaku banyak mempengaruhi pendekatan-pendekatan
terhadap teori dan logika serta metode penelitian. Behavioralis sering disebut sebagai pendekatan
ilmiah, ia sering menantang model-model yang ada dalam mempelajari tingkah laku
manusia dan basis-basis teori tradisionalisme.
Behavioralis dalam penelitiannya condong kepada
analisa komparatif lintas nasional yang tidak hanya membahas mengenai studi
kasus negara tertentu dalam waktu tertentu. Perspektif ini menekankan perlunya
metode pengumpulan data mengenai ciri khas suatu negara dan
hubungan-hubungannya dengan negara lain. Dan juga, aliran prilaku ini banyak
diwarnai oleh studi kuantitatif hubungan internasional.
d. Perspektif
Struturalisme (Structuralism)
Strukturalisme muncul di Prancis tahun 1960.
Perspektif strukturalisme merupakan perspektif ilmu hubungan internasional yang
dipengaruhi oleh paham marxisme. Strukturalis memandang bahwa tata dunia
kontemporer dikonstruksi oleh sistem kapitalis global dan sistem antarnegara
yang berhubungan. Ciri fundamental tata dunia adalah ketidaksamaan dalam
eksploitasi kapitalis. Dalam strukturalis, kelas merupakan aktor yang paling
dominan dalam hubungan internasional, dan negara sebagai perpanjangan
kepentingan kelas. Aktor-aktor institusional kemudian membantu melegitimasi dan
memelihara struktur yang ada.
Asumsi-asumsi dasar strukturalisme adalah sifat
dasar manusia yang tidak tetap maupun esensial terkondisikan melalui
masyarakat, subjek dapat dikelompokkan menjadi kolektivitas yang dapat
diidentifikasi dan dapat pula dikatakan memiliki kepentingan konkrit,
struktualisme adalah sains dan yang terakhir adalah strukturalisme memandang
bahwa tata dunia kontemporer dikonstruksi oleh sistem kapitalis global dan
sistem antarnegara berhubungan. Perspektif strukturalis juga erat kaitannya
dengan nasionalisme ekonomi.
Kesimpulan
Perspektif-perspektif dalam hubungan internasional memiliki peranan penting
dalam hubungan internasional. Melalui perspektif-perspektif inilah kemudian
lahir teori-teori dalam hubungan internasional. Masalah-masalah hubungan
internasional dan problematika global merupakan suatu hal kompleks untuk
dipecahkan. Meskipun banyak terdapat perbedaan-perbedaan asusmsi dari
masing-masing perspektik, namun diharapkan melalui perspektif-perspektif inilah
masalah-masalah yang terjadi di dunia internasional dapat dianalisa sehingga
menghasilkan pemecahan-pemecahan yang maksimal.
Sumber Rujukan
Couloumbus, Theodore A. dan James H. Wolfe.1999.Pengantar Hubungan Internasional Keadilan
dan Power.Jakarta: Penerbit Putra A. Bardin
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani.2005.Pengantar Hubungan Internasional.Bandung:PT.
Remaja Rosda Karya
Budiardjo, Miriam.2009.Dasar-Dasar Ilmu
Politik-Edisi Revisi.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama
http://syakibnulis.blogspot.com/2008/04/perspektif-perspektif-hubungan.html (diakses 12/10/11 Pukul 23:15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar