Pendahuluan
Hubungan Internasional secara
umum tidak hanya membahas mengenai semua hubungan
antar-negara saja, tetapi juga mencakup unsur-unsur ekonomi, sosial, budaya,
hankam, dan sebagainya. Hubungan Internasional dipengaruhi
oleh perkembangan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan intelektual maupun
politik. Sejak berakhirnya Perang Dunia
II, ilmu hubungan internasional telah mengalami banyak perkembangan yang dan penuh dengan kemajuan-kemajuan. Pada kurun waktu inilah orang
menemukan banyak konsep-konsep, model-model, teori-teori dan wilayah-wilayah
penelitian baru dalam Ilmu Hubungan Internasional.
Sejarah Hubungan Internasional
Sejarah Hubungan Internasional diperkirakan
berawal setelah terjadinya Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 dimana pada
masa itu mulai dikembangkannya sistem negara modern. Perjanjian Westphalia
telah mengubah bentuk tatanan pemerintahan yang pada masa itu didasarkan pada
hirarki yang tidak jelas, menjadi bentuk legal tentang kedaulatan dimana
penguasa-penguasa yang tidak sah tidak dapat menguasai suatu wilayah.
Setelah Perang Dunia I usai, ilmu
Hubungan Internasional mulai berkembang di universitas-universitas di Amerika
sebagai bentuk ketakutan akan perang.
Ilmu Hubungan Internasional yang berkembang pada masa itu menggunakan
pendekatan idealis yakni memandang perang sebagai suatu kecelakaan dan dosa
yang diakibatkan tidak adanya suatu lembaga yang bisa menangani hal tersebut.
Hal-hal yang juga muncul pada masa itu adalah teori mengenai hukum
internasional dan organisasi-organisasi internasional.
Perkembangan Hubungan Internasional berkembang sangat pesat setelah
berakhirnya Perang Dunia II, yang pada saat itu banyak sarjana-sarjana muda
yang menamakan dirinya “realis” sebagai bentuk penolakan terhadap paham
idealis. Mereka mengemukakan pendapat bahwa hanya politik yang didasarkan pada kekuatan
(power) akan memberikan setitik harapan untuk terciptanya keamanan global,
mereka tidak menemukan kesulitan untuk mengalahkan sisa tradisi pemikiran
idealis. Namun pertentangan keras
antara kaum idealis dengan kaum realis ini berlanjut terus dan cukup menarik perhatian.
Pada tahun 1950 hingga 1960 terjadi
perubahan dalam studi politik dan hubungan internasional di Amerika Serikat
yang dikenal dengan gerakan revolusi behavioralisme. Gerakan ini mendorong
studi hubungan internasional ke arah penciptaan teori yang bersifat
eksplanatoristikal dan prediktif. Kontribusi yang diberikan oleh aliran ini
ialah keyakinan bahwa hubungan internasional dijadikan sebagai suatu bidang
studi yang menekankan pada konsep-konsep internasional dan masalah yang tidak
hanya berupa ilmu politik namun juga ilmu-ilmu sosial lainnnya.
Pada pertengahan tahun 1980an, ilmu
hubungan internasional berkembang menjadi suatu ilmu tentang interaksi yang
terjadi diantara negara-negara di dunia dan juga studi mengenai aktor hubungan
internasionak yang berpengaruh terhadap kehidupan negara-negara di dunia.
Tingkat Analisis dan Unit Analisis Hubungan Internasional
Dalam hubungan internasional, unit dan tingkat analisis mempunyai pengaruh
terhadap individu, khususnya aktor-aktor yang membuat keputusan. Aktor-aktor
tersebut diperankan oleh negara-negara atau individu-individu yang memiliki
prilaku yang dapat disebut sebagai eksplanasi. Proses analisis berkaitan erat
dengan masalah yang diarahkan mengenai memahami fenomena atau
persitiwa-peristiwa politik dalam hubungan internasional. Jawabannya akan
terletak pada unit analisisnya yakni prilaku yang yang dieksplanasikan dan
dampaknya terhadap unit analisis yang hendak diamati.
Untuk menjelaskan bagaimana hubungan
unit dan tingkat analisis secara, dapat dituangkan dalam tiga tingkatan yakni :
-
Individu dan Kelompok
-
Negara dan Bangsa
-
Sistem Regional dan Sistem Global
Menurut J. David Singer ada enam tingkat analisis yang ada dalam studi
hubungan internasional, yakni :
a.
Individual decision makers
b.
Role of decisions maker
c.
Structur of government
d.
International relations
e.
International system (the world system)
Secara umum, tingkat analisa yang paling komprehensif dapat dibagi menjadi
:
a.
Individu
b.
Kelompok Individu
c.
Negara-Bangsa
d.
Kelompok negara-negara dalam suatu kawasan
e.
Sistem global
Salah satu permasalahan dalam menganalisis hubungan
internasional ialah bagaimana memilih atau menentukan tingkat analisis dan unit
analisis yang cocok. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan tajam
terhadap persepsi atau perspektif yang digunakan. Pada umumnya ada dua cara
menentukan tingkat analisa yang efektif dalam membuat keputusan. Yang pertama
ialah, teori atau prakonsepsi tentang fenomena yang hendak dianalisa, dan yang
kedua ialah tujuan analisa atau penelitian tersebut. Penjelasan yang dihasilkan
oleh suatu fenomena sangat dipengaruhi oleh tingkat analisa yang dipilihnya.
Kesimpulan
Setelah
terjadinya Perjanjian Westphalia, masyarakat internasional mulai menyadari
bahwa pentingnya suatu ilmu untuk mengatur hubungan-hubungan antar satu wilayah
dengan wilayah lain. Maka sejak saat itu dimulailah pemikiran-pemikiran
mengenai hubungan internasional. Hubungan Internasional mulai berkembang pesat
setelah terjadinya Perang Dunia II dimana mulai banyak bermunculan
sarjana-sarjana muda ilmu hubungan internasional yang memiliki pemikiran kritis
tentang konsep hubungan internasional yang lebih modern.
Dalam
menganalisa hubungan internasional diperlukan tingkatan-tingkatan analisa yang
bertujuan untuk memudahkan para ahli studi hubungan internasional untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan menngenai suatu fenomena dan
peristiwa-persitiwa politik.
Sumber Rujukan
Couloumbus, Theodore A. dan James H. Wolfe.1999.Pengantar Hubungan Internasional Keadilan
dan Power.Jakarta: Penerbit Putra A. Bardin
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani.2005.Pengantar Hubungan Internasional.Bandung:PT.
Remaja Rosda Karya
Masoed, Mochtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional. Jakarta:LP3ES.
Sitepu, P. Antonius.2011. Studi Hubungan Internasional. Jakarta :Graha Ilmu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar